September 11, 2009

Peluk Cium dari Ujung Paling Barat Pulau Jawa

Tidak seperti biasanya 17 Agustusan tahun ini saya tidak mengikuti lomba2 ala er-te er-we, hanging out di rumah teman, ataupun ongkang2 kaki di rumah menikmati siaran pengibaran bendera merah putih di Istana Negara lewat TV sambil sibuk SMS selamat ultah ke orang2 *ternyata yang ultah yang tanggal 17 Agustus banyak juga ya..*. Tahun ini saya berkesempatan untuk mengibarkan bendera di kepala badak!! Hehe.. that's just me being hiperbolic. Kasian juga badaknya kalo harus didandani ala merah putih, that's a crime against animal.
Close enough, saya berkesempatan untuk mengunjungi ujung paling timur Pulau Jawa, *yang terkenal dengan badak bercula satunya* dengan kata lain, saya menghabiskan long weekend saya dengan menikmati suasana Taman Nasional Ujung Kulon. Seribu kata pun saya rasa tidak sanggup untuk mendeskripsikan apa yang saya lihat, apa yang saya rasa, dan apa yang saya dengar. Mungkin pictures sometimes do speak louder than words. Maka untuk menikmati semua keindahan itu silahkan menikmati slide show yang saya attach di akhir postingan.
Brief info saja mengenai perjalanan yang saya lalui. Dimulai dari HO Toyota Manufacturing hari Jum'at jam 22.00, dan tiba di Sumur jam 4.30. Melanjutkan perjalanan dengan kapal ke Pulau Peucang, selama kurang lebih 4 jam. Di Pulau inilah rombongan akan bermalam hingga hari Senin. Petualangan hari pertama merupakan trekking Cibom-Tanjung Layar dan Cidaun *tempat penangkaran banteng*. Hari kedua petualangan diawali dengan perjalanan ke Sang Hyang Sirah, yang katanya memiliki jalur trekking yang sangat menawan, dan memiliki goa keramat. Sayangnya karena ombak yang terlalu kuat trekking ke Sang Hyang Sirah pun gagal. Katanya tidak aman buat rombongan untuk berenang ke tepian pulau. Maklum saja saking alaminya pulau ini tidak memiliki dermaga sehingga kapal besar pun tidak dapat merapat. Rencana pun beralih mengunjungi Taman Laut Citerjun, spot yang cukup menarik untuk melakukan snorkeling. Kemudian dilanjutkan dengan menikmati sunset di Karang Copong. Hari ketiga merupakan hari bersantai dan bermain di pantai Pulau Peucang yang memang wow itu. Ditutup dengan makan siang di Pulau Umang Resort and Spa yang lebih tertata dan not so natural dibandingkan tempat2 yang sebelumnya dikunjungi.
Selama tinggal di Pulau Peucang jangan berharap untuk mendapatkan akses penuh terhadap listrik dan air. Maklum saja, pulau yang belum terjamah PLN ini memanfaatkan solar power. Sehingga pada siang hari tidak ada listrik yang mengalir, pada malam hari pun jika overload listrik bisa turun berkali-kali. Untuk masalah air, yah.. namanya juga pulau kecil. Kalo lagi beruntung, bisa saja mandi jebar jebur, tapi kalo lagi sial.. mandilah sambil menguras bak mandi. Tapi untuk sebuah Taman Nasional, fasilitas yang disediakan Pulau Peucang cukup memadai dan layak pakai. Satu lagi, siap2 untuk bertemu dengan binatang2 liar yang bebas berkeliaran sesuka hati.
Pulang dari sana, kulit boleh hitam, muka mulus hasil perawatan ke dokter boleh kembali berjerawat, tapi semuanya terbayar lunas. Kalo ada kesempatan saya tidak akan berpikir dua kali untuk kembali ke sana.
Oiya, satu pesan dari guide saya di sana (Pak Edi). Sering2lah mengunjungi Taman Nasional karena itu merupakan salah satu cara untuk menjaga Taman Nasional tetap lestari dan hidup. But remember to take nothing but picture, leave nothing but footprints, and kill nothing but time.



Pictures presented in this video are courtesy of TIAC's Search The Rhinos III participants.

0 Comments:

 

Fioritura Fiori Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template