June 28, 2020

Operasi Caesar, Sakit Gak Sih?

1 Comments
Sebagai veteran dalam melaksanakan persalinan melalui SC (Caesar / C-Sect) saya ingin berbagi sedikit pengalaman yang saya alami. Tapi sebelumnya disclaimer dulu ya. Melalui posting ini, niat saya murni hanya berbagi pengalaman saya yang sudah melakukan 3 kali SC. Dan terus terang saja tiap kali melakukan tindakan SC ini saya selalu mendapatkan hal baru. Saya tidak mengajak ataupun menganjurkan pembaca untuk melakukan persalinan melalui SC. Namun besar harapan saya, setelah membaca post ini, calon mama yang karena satu dan lain hal harus melakukan tindakan persalinan SC memiliki ketenangan batin dan tidak terlalu khawatir selama proses persalinan.

Jadi karena satu dan lain hal, ke-tiga anak saya harus menghembuskan nafas pertama dunia ini melalui proses persalinan C-Sect. Dan setiap proses persalinan pun membawa kenangan tersendiri buat saya. Oke, kita mulai saja dari pertanyaan paling mendasar yang biasanya sering ditanyakan penjenguk seputar persalinan saya.

1. Sakit gak sih pas operasi?
Terus terang selama proses persalinan, sudah pasti dokter akan memberikan obat bius. Jadi sudah pasti, selama operasi dilakukan tidak merasakan sakit apa-apa. Bius yang saya dapatkan adalah bius spinal, disuntikkan melalui tulang punggung, mematikan rasa dari perut hingga ujung kaki, dan saya masih sadar selama menjalani proses persalinan. Banyak yang bilang disuntik dari punggung sangat sakit, tapi buat saya masih bearable, malah lebih ngeri pas disuruh melengkungkan punggung, dan dokter memijit2 ruas tulung punggung saya untuk mencari bagian mana yang akan disuntik bius. Jadi fix ya, selama proses operasi gak kerasa apa.

2. Kalau habis operasi sakit berapa lama?
Selama 24 jam setelah operasi saya diberikan pain killer melalui infus. Jadi walaupun ada rasa sakit, cuma seperti nyeri biasa. Dari skala 1-10, rasa sakitnya mentok di 2. Lewat 24 jam pun, saya masih diberikan obat pain killer oral, kira-kira untuk 3 hari ke depan.
Setelah tidak pakai pain killer bagaimana? Rasa sakitnya masih mentok di 2, cuma mungkin karena bekas sayatan sesar tepat dibagian bawah perut agak sedikit tidak nyaman ketika harus ubah posisi dari berbaring ke duduk, atau duduk ke berdiri (samalah seperti punya luka pas di lutut atau di sikut). Dan ketika perut agak sedikit kekocok karena batuk, bersin ataupun ketawa suka khawatir gitu, takut jaitan lepas. Rasa tidak nyaman ini akan hilang paling tidak setelah jahitan di lepas (kurang lebih 2 minggu setelah operasi).
Oiya kalau misalkan perut terasa suka mules-mules, inipun wajar ya, karena ketika kita melakukan operasi caesar kan rahim tidak melakukan kontraksi seperti proses persalinan per vaginam. Jadi biasanya ada tambahan obat induksi dari dokter untuk membantu pengecilan rahim, aktivitas meyusui bayi pun juga membantu proses pengecilan rahim ini.

3. Di rumah sakit berapa lama?
Tiga hari setelah operasi saya diperbolehkan pulang oleh dokter. Malah biasanya stay lebih lama di rumah sakit justru karena dedek bayi nya belum selesai observasi oleh DSA atau ada indikasi bilirubin tinggi.

4. Habis operasi boleh langsung jalan-jalan?
Setelah operasi biasanya kita harus terus dalam posisi berbaring selama 24 jam. Kepala tidak boleh diangkat, harus terus menempel pada bantal. Pertamanya saya kira ini dikarenakan jaitan yang belum menempel, tapi berdasarkan informasi sesedokter anestesi yang masih saudara ternyata ini disebabkan oleh tindakan bius melalui spinal. Khawatirnya mual dan pusing jika mengangkat kepala atau berdiri disaat efek obat belum benar2 menghilang. Lewat 24 jam sudah bisa beraktivitas seperti biasa ya, bahkan diwajibkan untuk sudah bangan dari tempat tidur.

5. Apakah bisa melakukan IMD saat operasi caesar?
Jawabannya adalah bisa! Walaupun mungkin durasi melakukan IMD tidak selama ketika melakukan persalinan per vaginam. Karena ruangan operasi kondisinya sangat dingin, sedangkan adek bayi yang baru lahir belum terlalu pintar untuk mengatur suhu tubuhnya sendiri. Selain itu, karena kondisi tangan kanan dan kiri yang penuh dengan infus dan alat monitor jantung dll, proses IMD dan kesempatan bonding sangat bergantung dengan ketekunan DSA. Terus terang saya baru mengalamai proses IMD saat operasi pada persalinan ke-dua saya. Itupun karena DSAnya perempuan, kebetulan waktu persalinan pertama DSA nya laki-laki, mungkin risih kali ya kalau harus membantu proses IMD. Nah, kalau ini adalah proses persalinan pertama kamu dan terpaksa harus SC pastikan dengan pihak RS kalau proses IMD dapat dilakukan di ruang operasi.

6. Katanya 24 jam pertama harus berbaring, nyusuin bayinya gimana?
Selama tidak boleh duduk, nyusuin bayinya ya sambil bobok-an. Jadi walaupun tidak boleh mengangkat kepala, kita boleh kok miring ke kiri atau ke kanan. Badan mungkin masih agak sedikit kaku karena pengaruh obat, jadi jangan lupa minta bantuan suster atau keluarga ya. Kalau menyusui sambil bobok-an begini rawan penyakit ngantuk. Stay alert, kalau perlu minta bantuan agar dibangunkan oleh yang menunggu jika terlihat kita tertidur pulas saat menyusu. Karena bayi masih sangat kecil dan lemah, khawatirnya hidung tertutup payudara saat sedang menyusu.

7. Berapa sih biaya operasi SC?
Biaya persalinan sangat bergantung dengan RS yang kita tuju serta dokter yang menangani. Yang pasti biaya persalinan SC lebih malah dari biaya persalinan per vaginam (hehe). Dan sebagai kisi-kisi nih, dalam kurun waktu 6/7 tahun biaya paket persalinan di RS bisa naik hingga 50% (pertahun kira-kira naik sekitar 8%). Jadi buat yang berencana, boleh loh sudah mulai hitung-hitung biaya dari sekarang.

8. Apakah ada komplikasi setelah melakukan persalinan SC?
Dari segi luka jahitan, persalinan saya dan perawatan pasca persalinan berjalan lancar. Luka jahit tidak infeksi dan sembuh dengan cepat. Namun memang pastinya ada bekas jahit yang cukup terlihat (karena mungkin saya juga ada history keloid). Jika kamu juga ada riwayat / keturunan keloid ada baiknya informasikan dokter yang akan melakukan tindakan. Biasanya benang yang digunakan adalah benang operasi yang harus dicabut lagi setelah persalinan kemudian akan diberikan obat salep tambahan untuk menghambat pembentukan keloid.
Komplikasi yang cukup bikin deg2an justru terjadi saat perawatan 1x24 jam setelah persalinan. Waktu itu adalah dosis terakhir untuk pemberian obat lambung dan painkiller lewat infus. Obat pertama yg disuntikkan adalah obat lambung, kemudian ketika dimasukkan obat painkiller, tiba2 saya merasa dada sedikit sesak dan kerongkongan gatal sekali ingin batuk. Saya pikir itu hanyalah batuk biasa. Baru terasa beda ketika 5 menit kemudian mata sebelah kanan saya terasa agak berat dan ternyata bengkak. Langsunglah panggil suster untuk periksa, karena saya yakin ini adalah reaksi alergi obat. Alhamdulillah tertangani dengan cepat, pemberian anti alergi walaupun sempat sedikit susah (karena ternyata, tangan saya yang diinfus mulai bengkak juga) tetapi akhirnya semua obat bisa masuk. Within the night, pernafasan sudah lega, dan keesokan harinya mata pun sudah tidak bengkak. Terus terang sebelum persalinan saya tidak ada riwayat alergi obat, paling-paling hanya debu, dingin, dan unknown reason (makanan tapi gak tau makanan apa😁). Nah kalau kamu ada riwayat alergi seringan apapun, komunikasikan ke dokter ya, agar penanganan yang diberikan juga tepat.

Sekian sedikit sharing dari saya. Semoga artikel ini dapat membantu mamas mama akan bersiap melakukan tindakan SC.
Remember c-section doesn't make you any less of a woman.

September 15, 2019

Today vs Yesterday : Persiapan Melahirkan, Menyusui dan Merawat Bayi

0 Comments
Tak disangka setelah beberapa saat, tahun ini saya pun menahbiskan diri saya dengan gelar Emak-Anak-Tiga. Berkaca dari pengalaman pertama melahirkan sekitar 6 atau 7 tahun lalu, banyak sekali perubahan yang terjadi, mulai dari pelayanan rumah sakit, kebiasaan berbelanja kebutuhan bayi, sumber ilmu parenting dan lain-lain. Hal ini tentu saja tidak lepas dari revolusi industri digital yang berkembang sangat pesat beberapa tahun belakangan ini.
Hari ini saya mau share sedikit, mengenai pengalaman persiapan serta saat persalinan yang ke-tiga ini. Siapa tau bisa menjadi contekan untuk mama-mama baru di luar sana.

1. Belanja-belanja kebutuhan bayi
Beberapa tahun yang lalu, saya pernah share beberapa toko yang saya datangi untuk berbelanja kebutuhan bayi saya. Daftar lebih lengkapnya bisa klik di sini. Tentu saja, semua toko yang saya datangi ini semua nya adalah toko offline. Enam tahun lalu, marketplace belum menjadi trend seperti sekarang. Kalaupun ada yang menawarkan transaksi online lewat web belanja ataupun media sosial, rasanya akan berpikir dua kali sebelum bertransaksi. Takut kena tipu. Namun untuk mama baru, sebaiknya memang melakukan belanja offline. Yakin lebih puas karena bisa melihat secara langsung barang yang dibeli. Bisa berinteraksi face to face dengan penjual, proses menawar dan minta diskon pun menjadi lebih enak kalau belanja banyak.
Beberapa rekomendasi toko offline tambahan saya adalah Fany Baby di ITC Kuningan dan Mae Bebe di bilangan Bintaro (Seberang STAN). Harga cukup bersaing, dan koleksi barang pun cukup komplit. Yang pasti kalau berbelanja ke-dua toko tersebut harus siap berdesak-desakan dengan emak2 lainnya ya. Jika malas berdesakan, bisa memilih untuk berbelanja online, keduanya membuka toko online di Shopee. Recommended, karena walaupun berbelanja lewat Shopee, kecepatan packing super cepat dan bisa dikirim menggunakan same day service untuk area Jakarta.

2. Belanja-belanja kebutuhan mama
Waktu hamil dan melahirkan anak pertama, terus terang saya sangat kesulitan mencari celana & baju hamil / menyusui. Kalaupun ada, harga lumayan mahal, model agak jadul dan kurang stylish. Hingga seringnya saya mencari baju hamil di tempat jual baju biasa namun dengan model yang tidak menekan perut dan size extra extra large. Baju menyusui pun sering mengandalkan kemeja, yang walaupun bisa dipakai untuk menyusui namun agak terlalu ribet dan terbuka saja. Sekarang rasanya lebih mudah membeli kebutuhan celana & baju hamil / menyusui. Brand stylish namun lumayan ramah kantong seperti Uniqlo pun sudah mengeluarkan seri maternity wear, yang selain modelnya menarik bahannya pun nyaman.
Untuk baju menyusui akhirnya saya pun berkenalan dengan beberapa brand lokal. Salah satunya adalah Mamigaya. Kisaran harga bajunya mulai dari 90K hingga 250K tergantung model baju. Desainnya pun cukup beragam, mulai dari casual hingga formal, kutungan hingga hijab friendly, basic colors hingga penuh corak. Cakepnya lagi, sebagian besar bajunya fit to XL jadi sangat bumil friendly. Cakep kedua, Mamigaya sering mengadakan sale untuk baju2-nya yang defect. Kisaran harganya pun meluncur tajam mulai dari 59k dan jarang2 di atas 100K. Namun sekali lagi barangnya DEFECT ya, masih layak pakai tetapi biasanya kualitas bahan tidak sesuai standar (agak tipis, kurang halus, dll), ada sedikit noda, kusut, barang rekondisi, ada bolong kecil, atau barang sampel produksi. Kalau emak-emak tidak masyalah dengan kondisi-kondisi tersebut di atas silahkan cus meluncur ke intstagramnya MamigayaSale. Ohiya, stock defect maka barang-barangnya pun tidak ready stock ya. Biasanya Mamigaya akan melakukan big batch sale di waktu-waktu tertentu, stocknya pun rebutan dengan emak-emak lain karena harganya sungguh terjun melintir. Untuk tahu kapan jadwal big batch sales berikutnya di-follow aja akun IG nya ya.

3. Informasi seputar merawat bayi dan perkembangan anak
Jaman dulu, informasi mengenai merawat bayi dan perkembangan anak selalu saya dapatkan dari melalap buku. Beberapa buku seri ayahbunda yang sangat-sangat recommended seperti: 9 Bulan yang Menakjubkan, Perawatan Bayi Baru; buku2 mengenai MP-ASI (bisa klik di sini), bahkan hingga Parenting for Dummies (iya, saya dulu bodoh untuk urusan parenting, sekarang pun masih belum cukup berilmu) gak tanggung-tanggung saya baca. Setelah beberapa bulan melahirkan, akhirnya saya pun berkenalan dengan group-group di facebook yang diasuh oleh dokter, aktivis AIMI maupun ibu-ibu muda peduli. Beberapa group facebook yang menurut saya layak untuk di-follow adalah:

  • Room For Children - Group ini diasuh oleh para Dokter Spesialis Anak yang sangat peduli dengan kesehatan anak Indonesia. Informasinya pun sangat beragam mulai dari tumbuh kembang anak, psikologi anak, hingga penyakit pada anak. Posting di wall seringnya terbatas, namun ini tidak menutup kesempatan emak-emak untuk menggali ilmu. Setelah jadi member, sering-seringlah baca note yang sudah dipublish oleh para dokter tersebut. Sebagian besar pertanyaan kita biasanya terjawab. Kindly note, group ini dibuat bukan untuk menyembuhkan penyakit anak atau konsultasi online ya. Jika anak sakit tetap harus di bawa ke dokter untuk diperiksa secara menyeluruh. 
  • Homemade Healthy Baby Food (HHBF) - Group ini diasuh oleh para Mama yang peduli untuk menyediakan makanan MP-ASI homemade kaya gizi. Untuk inspirasi resep, aturan pemberian MP-ASI dan pertanyaan-pertanyaan lain seputar pemberian makan pada anak dapat terjawab di group ini. Seperti biasa jangan malas untuk membuka FILES yang sudah dibuat oleh para admin ya. Banyak ilmu bermanfaat yang didapatkan di group ini.
  • Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia - Group ini tentu saja diasuh oleh AIMI. Informasi mengenai pemberian ASI pun sangat lengkap dibahas tuntas di group ini. Beberapa pertanyaan mengenai kebiasaan menyusu bayi di hari-hari awal kehidupan bayi yang biasanya sering bikin emak2 galau pun terjawab di sini. 

Group-group tersebut bersifat tertutup, sehingga admin harus memverifikasi akunmu terlebih dahulu sebelum bisa join. Jangan mutung kalau approvalnya lama ya, karena tentu saja para pengasuh group ini pun pasti juga punya kesibukan masing-masing (berterimakasihlah mereka masih menyediakan waktu untuk berbagi ilmu secara online). Pastikan juga kamu tidak pakai akun klonengan untuk join, jadi lebih gampang di-approve.
Makin kesini, proses pencarian ilmu saya pun merambah ke instagram. Ada beberapa DSA yang sering sekali berbagi ilmu melalu instragram, seperti Dr Tiwi yang namanya sudah sangat dikenal dikalangan ibu-ibu muda dan Dr. Meta Hanindita dokter / mantan penyiar yang penjelasan sangat nonjok di hati. Ke- dua dokter ini pun sudah meluncurkan beberapa buku terutama mengenai pola makan anak, MPASI, serta bagaimana cara merawat bayi.

4. Growth Chart & Vaksin
Beberapa tahun lalu saya sempat men-share bagaimana saya mengatasi kegalauan mengenai tumbuh kembang anak (artikelnya bisa klik di sini dan di sini). Tentu saja hal ini saya atasi dengan memantau berat tubuh, panjang tubuh, lingkar kepala, jadwal vaksin serta baby milestones. Tiap bulan setelah jadwal check up ke dokter, pasti saya plot pertumbuhan anak di growth chart untuk memastikan perkembangannya sesuai. Tidak lupa pula men-checklist vaksin yang telah dilakukan dan memasang reminder di kalendar untuk jadwal berikutnya.
Namun seiring dengan berkembangnya teknologi, semua pemantauan yang dulu dilakukan manual ini sekarang bisa dilakukan melalui aplikasi yang diterbitkan oleh IDAI, namanya PRIMAKU (bisa langsung di-download melalui Play Store dan App store). Baru saja saya install aplikasi ini, dan sungguh ku amaze sama aplikasinya. Saya sudah mem-plot perkembangan tinggi, berat, serta lingkar kepala anak ke-tiga saya beberapa bulan terakhir di aplikasi ini, dan setiap kali saya input data selalu ada notifikasi apakah semua parameter tersebut normal atau ada indikasi anak kekurangan/kelebihan gizi. Ketika ada data yang tidak normal pun aplikasi ini langsung menganjurkan kita untuk segera konsultasi ke DSA.
Fitur ke-dua aplikasi PRIMAKU adalah jadwal vaksin anak sesuari rekomendari IDAI 2017. Jadi ketika kita pertama kali memasukkan data anak (tanggal lahir), aplikasi akan secara otomatis menghitung setiap kapan anak harus diberi vaksin apa. Jika sudah melakukan vaksin, saya pun tinggal memasukkan data kapan vaksin tersebut dilakukan dan menggunakan jenis vaksin apa.
Fitur ke-tiga kita bisa melakukan screening apakah tahap perkembangan anak sesuai dengan umurnya. Yes, di dalam aplikasi ini terdapat KPSP (Kuesioner PraSkrinning Perkembangan) Anak. Selain itu juga terdapat informasi mengenai tahapan perkembangan anak serta bagaimana untuk menstimulasi nya.
Menurut saya aplikasi PRIMAKU ini merupakan terobosan yang sangat baik dari IDAI untuk membangun generasi bangsa yang lebih cemerlang. Jadi emak-emak baru, jangan lupa didownload ya aplikasinya. Sangat bermanfaat!

Akhirul kalam, sungguh tak terasa ngocehku sangat panjang di sini ya. Masih banyak sebetulnya yang ingin dibagikan, ditunggu ya tayangan artikel-artikel berikutnya mengenai review Rumah Sakit (karena saya sudah melakukan 3 kali persalinan di RS ini) serta pengalaman bersalin saya (supaya emak2 anak satu gak deg-deg an).

Until next time!

May 18, 2018

Bikin Paspor Nyaman, Cepat, Mandiri

0 Comments
Yuuhuu Readers,, :)

Hari ini mau sedikit berbagi nih tentang pengalaman dengan kantor imigrasi. Terus terang saya termasuk orang yang berasumsi kalau berurusan dengan lembaga pemerintahan itu na'udzubillah ribetnya. Jadi ceritanya saya ingin buat paspor untuk anak-anak saya. Waktu ada rencana untuk bikin paspor udah kebayang penuhnya Kantor Imigrasi Jakarta Selatan (which is kantor imigrasi paling rame seantero Jakarta, and sadly closest to home also), yang katanya kalau mau dapat nomer harus antri dari jam 5 subuh. Walaupun konon kabarnya ada antrian prioritas untuk balita, ya tetep aja gitu gak mungkin kan saya harus datang jam 5 pagi bawa dua balita, ambil nomer antrian terus masih harus nunggu sampe jam 8 pas Kantor Imigrasi buka, dan masih harus nunggu berjam-jam dari satu loket ke loket lain.

Fakta pertama. Apparently sekarang ini ternyata ada yang namanya Unit Layanan Paspor, yang kurang lebih fungsinya kaya Kantor Cabang Pembantu yah kalo di perbankan. Jadi kalau cuma urusan perpanjang paspor atau bikin paspor baru, bisa ke Unit Pelayanan Paspor saja. Fungsi ULP memang untuk mendekatkan dan mempercepat proses pelayanan paspor ke masyarakat. Tetapi kalau paspor hilang atau rusak tetap harus ke Kantor Imigrasi ya, ULP tidak bisa melayani. Dan ternyata lagi KanIm Jakarta Selatan punya dua unit ULP yang ternyata salah satu nya lebih dekat lagi ke rumah. Langsung lah kantor ULP ini yang saya tuju untuk membuat paspor.

Kalau mau lihat list kantor imigrasi dan ULP yang terdekat dengan tempat mu bisa ke sini.

Fakta kedua. Yang paling saya takutkan adalah ANTRIAN MENGULAR. Dan ternyata, sekarang sistem antrian online imigrasi sudah cukup mumpuni. Jadi sebelum berencana bikin paspor silahkan daftar di antrian.imigrasi.go.id. Jangan lupa bikin username ya, kalau tidak salah saya pernah baca untuk satu username ini hanya bisa digunakan untuk 5 kali apply daftar. Jadi misalkan kuota kamu untuk daftar sudah habis harus buat username baru (keliatannya ini mungkin untuk mencegah calo juga kali ya,,). FYI lagi nih, kuota antrian akan diupdate setiap hari Minggu, jadi misalkan kamu sudah niat memang mau apply bikin/perpanjang paspor silahkan cek kuota antrian di hari Minggu.
Waktu itu saya mendaftar tanggal 29 April, kuota yang dibuka adalah untuk pendaftaran tanggal 3 Mei - 11 Mei. Tinggal klik kantor yang akan dituju, pilih tanggal, pilih jam (pagi atau sore) masukkan nama pendaftar dan NIK langsung dapat nomer antrian (jika kuota masih ada).

Fakta ketiga. Setelah 2 masalah teratasi, masalah yang terakhir adalah loket-loket yang banyak. Apalagi pas lihat flowchart yang di keluarkan oleh Kantor Imigrai seperti ini nih:
Sumber dari Web Kantor Imigrasi
Terus terang liat panah kesana kemari, otak emak-emak saya langsung shut down, yang terlintas cuma banyak banget stop-stopannya. Tapi ya udah sih, bismillah yah, sehari sebelum jadwal pun disiapkan lah semua dokumen asli serta fotokopian yang harus diberikan saat pendaftaran. Ingat pastikan semua dokumen komplit ya, karena sayang banget nomer antriannya kalau harus antri lagi dari perndaftaran web awal karena dokumen yang salah ketik, kurang lengkap dan lain lain. Ternyataaaaaa,,, gak ada itu harus antri di berbagai macam loket. Jadi begitu datang ke ULP saya tinggal lapor ke front desk. Nah di front desk ini ada petugas yang memeriksa secara kasar apakah dokumen fotokopian yang kita bawa sudah lengkap (lengkap yaaa,, belum tentu benar), terus sama petugasnya dikasih map + form yang harus kita isi. Kemudian karena kita sudah daftar untuk dapat nomer antrian sebelumnya, kita tinggal tunjukkin QR code untuk pendaftaran kita. Petugas scan QR code tersebut, langsung dicetak deh nomer antriannya dari mesin printer. Selanjutnyaaaaa, kita tinggal tunggu nomer antrian kita disebut untuk masuk ke ruang verifikasi data, rekam sidik jari dan ambil foto. Di penghujung acara, petugas yang memverifikasi akan memberikan kita selembar kertas yang isinya adalah biaya yang harus dibayarkan serta virtual account untuk pembayaran biaya pembuatan paspor. Pembayaran bisa dilakukan di teller atau atm bank apa saja. Jadiii,, gak perlu khawatir yah biaya yang kita bayarkan masuk pungli. Kurang lebih proses verifikasinya sekitar 15 - 20 menit.

Selesaiiii,, dari ULP langsunglah kita cus ke atm terdekat. Paspor selesai dikerjakan dalam waktu 3 hari kerja setelah pelunasan saja . Gimanaaaa,, nyaman, cepat, dan mandiri kannn,, gak perlu lagi yah pakai calo-calo an. :)

Kali ini pelayanan kantor imigrasi saya kasih bintang 5. Sungguh perbaikan yang sangat besar, ini yang namanya melayani masyarakat. Semoga pelayanan seperti ini juga diikuti dengan lembaga pemerintahan lainnya yah.
 

Fioritura Fiori Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template