January 27, 2013

Teach to Learn - Manajemen Laktasi

0 Comments
Mengingat usia kehamilan yang sudah memasuki trimester ke-tiga, saya pun mendaftarkan diri pada salah satu acara mom's club nya RS tempat saya check up. Judulnya Kelas Manajemen Laktasi, jadi tujuan dari acara ini memang adalah how to successfully provide exclusive breast milk for your baby.
Jaman sekarang dimana informasi semakin mudak diakses, tampaknya semakin nge-trend pula dikalangan ibu muda untuk memberikan ASI eksklusip kepada bayi2nya, bahkan gerakan ini pun menular ke para ayah. Sejujurnya, pada awalnya saya bukan salah satu ibu yang fanatik/terlalu berniat untuk memberikan ASI ekslusif pada my baby, apalagi saya dan kakak saya juga bukan sarjana ASI tapi sarjana susu sapi. :)
Namun setelah berjalan2 di dunia maya, membaca tentang artikel ini dan itu, saya rasa tidak ada salahnya untuk mencoba melakukannya. Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan memang disarankan, karena kandungan gizi pada ASI merupakan yang paling cocok untuk newborn baby hingga usia 6 bulan artinya bayi bisa dengan mudah mencerna ASI. Ditambah dengan iming2 pemberian ASI sangat baik untuk mempererat bonding strength antara ibu dan anak. Dan,, bonus paling jackpotnya nih,, bisa mengembalikan berat badan ibu yang mengembang akibat kehamilan ke berat badan semula *katanya,,*.
Banyak kekhawatiran yang dialami ibu hamil, apalagi ibu hamil anak pertama kaya' saya ini. Oleh karena itu menambah pengetahuan menjadi kunci paling utama untuk mengusir galau. Untuk memilah2 dengan baik mana mitos dan mana fakta, menangkal dengan jitu suara2 miring, serta agar lebih prepare menghadapi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi, akhirnya ikutlah saya Kelas Manajemen Laktasi ini. 
Kalau kata ilmunya 7 habits, biar ilmu tidak hilang setelah dipelajari, selain dipraktekkan sebaiknya juga ditularkan ke orang lain. Oleh karena itu saya hari ini membuat posting Teach to Learn - Manajemen Laktasi, biar makin nyantel di otak sampe 3 bulan ke depan.

1. Persiapan - Fase Kehamilan
Kalau sudah masuk trimester ketiga, rasanya pasti sudah tidak sabar menunggu hari H. Hal yang paling utama untuk dilakukan pada fase ini ternyata adalah think positive. Pengkondisian diri akan berpengaruh banyak terhadap kesuksesan manajemen laktasi nantinya. Setiap hari sempatkan waktu bagi diri sendiri untuk meyakinkan dan memantapkan hati bahwa semua akan berjalan baik2 saja. Bayangkan bahwa nantinya kita mendekap bayi untuk menyusui, memberikan ASI dengan lancar tanpa halangan apa pun.
Ada yang bilang bahwa sebaiknya melakukan perawatan payudara sejak dini, perlu diingatkan breast care at this stage is not recommended. Massaging your breast would trigger contraction, and we definitely don't want it to happen before the time is right.

2. First Show - Fase Persalinan
Your baby is OUT, and now it's show time! :) Setelah semua yang kita lakukan selama masa kehamilan, pastinya harapannya begitu our baby come to this world, ASI langsung mengalir deras bagaikan kali Ciliwung. Tapi kenyataannya for most mothers it doesn't happen that way. Memang setelah melahirkan, akan terjadi penyeimbangan hormon, dimana hormon untuk memproduksi ASI akan semakin meningkat kadarnya, tapi bukan berarti ASI langsung mengucur bagaikan air mancur Bundaran HI.
Setelah persalinan, sebisa mungkin lakukanlah IMD (kurang dari 30 menit setelah persalinan), untuk men-trigger keluarnya ASI serta mempererat bonding. Pada hari pertama setelah persalinan, ketika menyusui, mungkin memang tidak terlihat sepertinya ASI keluar, but no worries, your baby don't drink that much either on their first day out. Lambungnya masih sangat kecil, maka kebutuhan akan ASInya pun mungkin hanya sebanyak 30cc per hari (inget loh 30cc per hari bukan per sekali minum). Kalau kata bidan yang menjadi pembicaranya niy, breast milk production is as simple as supply demand theory. Jika ada demand maka tubuh akan mensupply sebanyak kebutuhan demand. Oleh karena itu, jangan khawatir jika terlihat sepertinya ASI tidak keluar, with determination keep breast feeding your baby. Mengingat demand nya di tiga hari pertama pun tidak banyak, it may look like your breast milk is not coming out fast, but maybe in drops which is actually enough for the newborn baby.
Agar program ASI eksklusif ini semakin sukses, disarankan untuk melakukan rawat gabung. Tiga hari pertama setelah kelahiran is very critical, inilah saatnya ibu, newborn baby, serta keluarga kecil disekitarnya saling membiasakan diri terhadap satu sama lain. Don't entertain too many guests, although we know the euphoria is contagious, but it's best for mommies and babies have a really good rest, and bond with each other.
3. The Daily Routine - Fase Menyusui
So now it's time for breast feeding as part of our daily life.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah : Have the position right. Ambil posisi duduk senyaman mungkin sebelum melakukan breastfeeding, cause we are going to stay in the same position for one hour. Jika ibu tidak mengambil posisi nyaman, sudah pasti bayi juga tidak merasakan kenyamanan saat menyusui. Kata bu bidan, posisikan badan bayi menghadap ibu, jadi jangan cuma kepalanya aja yang menghadap ibu tapi seluruh tubuhnya juga menghadap ibu. Intinya siy, make it comfortable for both of us.
Yang kedua : The right latch - on. Katanya ibu2 jaman dulu, payudara jadi lecet karena menyusui. Tapi kalo kata ibu bidan, lecet itu mungkin disebabkan karena pelekatan yang tidak benar. Kalau udah begini, ASI yang keluar gak banyak, ibunya pun lecet2. Untuk mengingat how to do the right latch-on, ada rumusnya ternyata, CLAM. C = Chin, dimana dagu bayi menempel pada payudara. L = Lips, katanya niy,, bibir si bayi harusnya melengkung keluar. A = Aerola,  sebagian besar area aerola berada di mulut bayi. Dan terakhir M = mouth, dimana mulut bayi terbuka lebar sebelum dimasukkan payudara. Yang pasti ketika bayi menyusui, dengarkanlah, kalau ada suara seperti orang mengecap (cupcupcupcup,, gitu katanya), kemungkinan besar si bayi tidak melekat dengan benar ke payudara.
Untuk bagian yang satu ini, agar lebih jelas dengan gambar-gambar dan memperkaya sumber bacaan, bisa nih mampir ke sini http://kellymom.com/ages/newborn/bf-basics/latch-resources/.
Yang ketiga : pengosongan payudara. Waktu kemarin ikutan kelas, ada ibu2 tua yang curhat dulu jaman dia menyusui anaknya payudaranya pernah bengkak dan mengeras, nah kalo info dari bu bidan, harusnya hal ini tidak terjadi jika dilakukan pengosongan payudara secara tepat. Artinya, ketika selesai menyusui pastikan bahwa pada payudara tersebut sudah tidak terdapat ASI lagi, kalau masih ada sebaiknya dikosongkan. Jika tidak dikosongkan maka akan terjadi infeksi atau nama kerennya mastitis, dengan gejala salah satunya seperti tersebut di atas.
To completely empty one breast at a time selama menyusui ternyata juga ada manfaat lainnya. Salah satunya adalah kandungan gizi yang dikandung dalam ASI tersebut. Jadi waktu ASI pertama kali dikeluarkan saat menyusui, mengandung lebih sedikit lemak (dinamakan juga foremilk), dan semakin lama kandungan lemaknya semakin tinggi (hindmilk). Oleh karena ketika menyusui sebaiknya selesaikan pada satu payudara terlebih dahulu, offer the other for the next meal, or if baby is still hungry.
Untuk lebih paham mengenai foremilk & hindmilk bisa mengunjungi artikel ini : http://kellymom.com/bf/got-milk/basics/foremilk-hindmilk/.

Akhirnya sampailah kita di bagian akhir posting kali ini,, :)
In the end, hal yang paling penting dari kegiatan menyusui ini adalah mengkonsumsi makan-makanan bergizi bagi ibu menyusui. Yaiyalah,, gak hamil atau menyusui aja kita harus makan2an bergizi apalagi saat kondisi khusus. hehehe,,
Untuk informasi lebih jelas bisa juga loh mampir ke kellymom.com, ini website yang saya temukan di buku "Parenting for Dummies". Isinya cukup jelas dan menarik, gak cuma membahas mengenai breastfeeding, tetapi juga mengenai parenting serta kegalauan2 lainya yang sering dihadapi ortu2 muda dan modern.
Let's have fun welcoming parenthood! :)

 

Fioritura Fiori Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template