Disclaimer : Posting ini tidak bermaksud untuk men-stereotype-kan, mengelompok-ngelompokkan apalagi mendiskreditkan profesi stay at home mom. Tulisan ini hanyalah curahan hati penulis belaka, yang tiba2 jadi stay at home mom dan sungguh sangat menikmatinya *at least for now*.
Wah,, gak kerasa, udah dua bulan lebih jadi -part time- stay at home mom (baca: working mom yang lagi cuti panjang karena maternity). Dan ternyata menjadi -part time- stay at home mom itu banyak bahaya latennya. Kenapa? Well mostly karena kita sudah terbiasa jadi emak2 yang pergi sebelum matahari terbit pulang setelah matahari terbenam. Kemudian tiba2, jadi emak2 yang 24 jam terkurung di dalam rumah, hanya ditemani laptop, layar TV, sofa empuk, dan my baby yang adorable but very2 demanding.
Kadang2 kalau my baby sudah mimik, sudah mandi, sudah tenang dan tidur lelap,, jadi bingung mau ngapain. Nonton TV, rasanya kok acaranya itu lagi itu lagi ya. Browsing internet di laptop,, keliatannya saya sudah menjelajah dunia maya dari ujung ke ujung. Kalo tidur di sofa empuk, lama2 pegel juga punggung dan mata. Hahaha,, Sampai akhirnya timbullah bahaya2 laten tersebut.
Bahaya 1. Unleashing Hidden Talent
Kita mulai dari yang paling tidak berbahaya dulu ya, yaitu tiba2 memiliki bakat terpendam the artsy craftsy type. Berhubung my baby punya Mbah yang tinggalnya jauh sekali, sampe2 baru ketemu sekali dari lahir sampe umur 2 bulan, akhirnya saya berniat membuat satu bundel album untuk si Mbah nya itu. Eits,, gak seru kalau album aja, tinggal print foto terus selip2in,, akhirnya dibuatlah semi scrap book. Kenapa semi? karena masih amatir, dan pakai album foto biasa pula, hanya ditambah sedikit hiasan di sana dan di sini. Pokoknya belum secanggih scrapbook yang diliat di toko2 lah,, :D
Selain bakat terpendam untuk buat2 scrapbook, ada lagi bakat lain yang terasah, yaitu bakat fotografi. Hahahaha,, Objek fotonya? Apalagi kalau bukan my baby yang lagi lucu2nya itu. Rasanya seisi rumah ini jadi studio foto amatir. Bukan cuma my baby yang jadi objek, sampe2 my baby's apparel juga ikut2an eksis. Habis saya suka gak tahan, kalau dapet hadiah dari orang2 kok kayanya imut2 banget. Ternyata yang imut2 itu bukan cuma bayi ya,, sepatu bayi, baju bayi, pita bayi, kaus kaki bayi, sarung tangan bayi,, semua ikutan imut2.
*mau lihat hasil jepretan my baby saya? bisa mampir ke
sini, turut mem-feature karya2 saya lainnya (tsahh)*
Bahaya 2. Ketagihan main game & puzzle
Hobi lama yang tiba2 muncul kembali selama masa cuti. Saking crispy nya di rumah, akhirnya one fine day menyempatkan diri lah mampir ke plaza terdekat. Dengan se-carik kertas berisi list belanjaan titipan ortu, sempet2in pula mampir ke toko jualan games PC. Niatnya cari Nancy Drew edisi terbaru (untuk nostalgia), tapi malah ketemu game detektip2 lainnya, dan malah beli The Sims (sungguh tidak fokus). Saking ngeborongnya pas mau bayar mbaknya ngomong "buat anaknya ya tante?". Saya pun terpana anak saya kan baru lahir, masa udah maen beginian, "gak buat saya" saya jawab. Dia pun nyambung "Emang kalo dari muda udah biasa main game, tuanya pasti main game juga ya tante, kaya sodara saya juga begitu".
Hiks, saya pun menangis dalam hati,, aduh emang muka saya udah gak layak buat main PC games ya?
Bahaya 3. Shop till you Drop
Siapa bilang shopping itu harus keluar rumah, mampir mall mewah. Shopping yang paling berbahaya justru adalah Online Shopping. Semenjak jaman eBay dan Amazon.com berbelanja pun mengalami revolusi. Walaupun mungkin pada awalnya orang ragu untuk melakukan online shopping *takut ditipu, takut kecuri data credit card nya, dan keraguan-keraguan lainnya* tapi lambat laun keraguan itu hilang seiring dengan good experience yang dialami customer plus peningkatan keamanan dari host online shopping nya. Bisnis online pun makin menggiurkan, banyak lapak online yang makin berkibar mulai dari kaskus, multiply, tokobagus.com, blibli.com. Sampe2 sekarang MLM juga ikut2an menjaring jejaring lewat jaringan dunia maya (waspadalah! :D)
Eh,, ini kayanya udah ngelantur pembahasan, mari kita kembali ke jalan yang benar.
Jadi intinya adalah online shopping itu sungguh berbahaya, apalagi buat saya. Aliran kas masuk yang tidak pernah telat (baca: gaji) selama cuti hamil, yang mengendap di tabungan karena otomatis tidak ada pengeluaran digabungkan dengan keluangan waktu menghasilkan online shopping till you drop. Apalagi di fesbuk sering berseliweran suggest page, yang isinya group lapak online. Yang sering muncul di feed saya adalah lapak pernak pernik bayi, tergiur untuk buka dong, dan 80%nya selalu berakhir dengan saya ngeborong di lapak tersebut *ya ampunnn,, eling may,, eling,,*. Mulai dari bento tools sampe buku2 bayi dan mainan bayi. (kapan2 saya review ya, hasil praktek bento tools serta pamer buku2 dan mainan bayi nya,, hehehe,,)
Sekali lagi saya tekankan OL shopping itu sungguh berbahaya karenaaa,,
pertama. transaksi yang terjadi secara online. setelah order kita tinggal transfer atau masukkin data credit card. Tidak ada lembaran uang fisik yang harus keluar dari dompet. Nah, ini bahayanya, karena semua transaksi terjadi lewat sistem kita pun makin gampang ngeluarin duit. Karena gak berasa belanja banyak. Lain halnya kalau kita belanja ke mall dan harus ngeluarin duit dari dompet. Masuk mall dompet tebel, keluar mall dompet masih tebel sih,, tebel sama bonbelanja dan uang receh kembalian!
kedua. OL shopping menawarkan 1001 kemudahan. Gak perlu keluar rumah, tinggal google2, klak klik klak klik,, transaksi selesai tunggu beberapa hari kemudian barang diterima. Bayangkan *lagi* kalau kita ke mall,, cari buku di toko buku di lantai 2 mall, yang satu lantai dengan toko buku tersebut adalah toko mainan, toko musik, dan toko gadget. Kemudian toko khusus sepatu ada di lantai 3, kalau lagi belanja laper harus mampir food court atau restaurant row dulu. Kebayang kan waktu dan tenaga yang harus dikeluarkan? Belum kalau udah ngubek2 satu mall barangnya gak ketemu, terpaksa pindah mall atau toko lain.
Epilogue : Aihh,, sudah lama sekali saya gak bikin posting-an sepanjang ini. Well this shows how much free time I have on hand. If anything good comes out of this maternity leave is *besides the fact that I can take care of my baby* that I found my way back to writing. Sudah lama sekali rasanya saya meninggalkan dunia tulis menulis,, jangankan menulis online, menulis offline saja sudah jarang. Jurnal saya jadi berdebu di sana sini. Tidak ada waktu, kalaupun ada rasanya lebih baik melakukan hal lain daripada menulis. Dan sekarang,, yee haw I get to write whenever I like and took picture whenever I feel like I want to. Selamat mengisi masa cuti yang semakin tipis ini dengan kegiatan yang lebih berguna! *cheers*