Siapa yang tidak ingat dengan pelajaran jaman SD, yang memaksa kita untuk menghafalkan kapan musim hujan dan kapan musim kering. Walaupun sekarang saya sudah semakin lupa-lupa ingat *bagaikan Kuburan Band* tepatnya kapan musim hujan akan datang dan kapan musim hujan akan pergi. Karena lama-kelamaan alam menjadi ilmu yang semakin tidak pasti.
Yang saya ingat sekarang mungkin cuma kenangan-kenangan musim hujan. Yang *kalau tidak salah* bisa membuat Jakarta mendung selama berbulan-bulan, menjadikan jalanan depan sekolah becek gak karuan, dan mobil antar jemput semakin pengap. Maklum, setiap hujan datang, mau gak mau kaca mobil antar jemput harus ditutup semua, padahal mobilnya gak ber-AC. Jadilah kita seperti di sauna. Belum lagi porsi tempat duduk yang semakin menyempit, gara-gara mobil bocor gak karuan.
Waktu SMU saya makin cinta sama musim hujan. Udara yang memang dari sananya menjadi lebih adem ditambah pula dengan ruangan kelas yang ber-AC menjadi alasan paling mendasar untuk memakai jaket ke sekolah. Menutupi seragam yang oh-not-so-cool itu. Saya juga jadi punya alasan kuat untuk membeli lebih banyak jaket-jaket lucu. Si Mama tentu saja tidak mau anaknya sakit gara-gara masuk angin. Ditambah lagi dengan pengalaman banjir besar 2002, yang bikin saya harus mengarungi perjalanan pulang dari sekolah ke rumah selama 10 jam *padahal masih Jaksel, jaksel juga*. Bener-bener mati gaya di dalem mobil. Waktu itu kan belum jamannya Ipod dan hape canggih. Jadilah saya cuma kelap-kelip sendirian.
Masa kuliah semester 1 dulu, saya ingat harus berjalan sejauh hampir 1km sambil diguyur hujan cuma buat masuk kelas. Hujan Bogor emang gak tanggung-tanggung. Bikin saya harus jemur sepatu tiap hari, kehabisan makanan di kantin *gara-gara gak bisa beli makan di luar*, dan menambah beban bawaan kuliah saya *satu buah payung lipat harus selalu tersedia di tas*.
Neways, ketika beberapa hari lalu Jakarta mulai mendung saya pun ikut senang. Ini berarti, tidur yang makin nyenyak, karena udara pagi yang makin bersahabat. Yang berarti pula, saya bisa menggunakan baju2 "musim dingin" saya. hehe.. Walaupun saya tahu hujan bikin Jakarta banjir, macet, dan menyebabkan saya harus parkir di basement sempit. Saya gak peduli tuh, yang penting Jakarta bisa agak sedikit sejuk. Tapi kok suasana pagi mendung ini cuma berlangsung selama beberapa hari. Tampaknya, musim hujan yang sebenarnya belum datang. Cuma topan lewat katanya. Jakarta pun kembali panas terik dan kering kerontang.
Waktu SMU saya makin cinta sama musim hujan. Udara yang memang dari sananya menjadi lebih adem ditambah pula dengan ruangan kelas yang ber-AC menjadi alasan paling mendasar untuk memakai jaket ke sekolah. Menutupi seragam yang oh-not-so-cool itu. Saya juga jadi punya alasan kuat untuk membeli lebih banyak jaket-jaket lucu. Si Mama tentu saja tidak mau anaknya sakit gara-gara masuk angin. Ditambah lagi dengan pengalaman banjir besar 2002, yang bikin saya harus mengarungi perjalanan pulang dari sekolah ke rumah selama 10 jam *padahal masih Jaksel, jaksel juga*. Bener-bener mati gaya di dalem mobil. Waktu itu kan belum jamannya Ipod dan hape canggih. Jadilah saya cuma kelap-kelip sendirian.
Masa kuliah semester 1 dulu, saya ingat harus berjalan sejauh hampir 1km sambil diguyur hujan cuma buat masuk kelas. Hujan Bogor emang gak tanggung-tanggung. Bikin saya harus jemur sepatu tiap hari, kehabisan makanan di kantin *gara-gara gak bisa beli makan di luar*, dan menambah beban bawaan kuliah saya *satu buah payung lipat harus selalu tersedia di tas*.
Neways, ketika beberapa hari lalu Jakarta mulai mendung saya pun ikut senang. Ini berarti, tidur yang makin nyenyak, karena udara pagi yang makin bersahabat. Yang berarti pula, saya bisa menggunakan baju2 "musim dingin" saya. hehe.. Walaupun saya tahu hujan bikin Jakarta banjir, macet, dan menyebabkan saya harus parkir di basement sempit. Saya gak peduli tuh, yang penting Jakarta bisa agak sedikit sejuk. Tapi kok suasana pagi mendung ini cuma berlangsung selama beberapa hari. Tampaknya, musim hujan yang sebenarnya belum datang. Cuma topan lewat katanya. Jakarta pun kembali panas terik dan kering kerontang.
2 Comments:
hahaha...
qq inget bgd tu...
waktu jaman banjir tahun 2002 itu...
Mayang sms qq jam 11an malem..
"qq gw belum smp rumah..."
sebuah kenangan miris yg membuat tersenyum :D
hehe..sampe2 sekolah diliburkan ya, gara2 gak ada yang bisa masuk.
Post a Comment