April 19, 2009

Facing My Hell Week

Wah.. Tidak pernah saya merasakan begitu overload seperti minggu lalu. Rasanya semua masalah seperti ditaro di panci, dicampur aduk jadi satu, seperti cap-cay basi yang udah gak bisa dibedain lagi mana wortelnya, kembang kolnya, ayamnya, dan bahan2 lainnya. Saya juga gak berani ngaca. Karena tiap kali saya melihat bayangan saya di kaca, rasanya di atas kepala ini seperti benang kusut yang ujungnya digantungi karung-karung beras. Berat banget dan susah diuraikan. hehe..
Mungkin kalian juga pernah merasakan hal yang sama seperti saya. Cara paling gampang untuk menyelesaikan masalah memang membiarkan waktu untuk menyelesaikan semuanya. But that is not the way it is. Karena ada saatnya suatu masalah terkatung-katung hingga begitu lama dan mengganggu aktivitas kehidupan kita yang lain. Mengutip salah satu metode yang diajarkan dosen saya dalam menyelesaikan masalah operasional which is the 80/20 rule.
80% of delays in schedule arise from 20% of the possible causes of the delays.
Saya pun akhirnya mencoba menerapkan prinsip ini. Daripada semua masalah tak terselesaikan dengan baik dan benar. Saya cari semua akar permasalahan yang menyebabkan saya tidak bisa berfungsi dengan baik. Yang katanya 20% masalah yang menyebabkan 80% saya tidak bisa bekerja tersebut. Setelah ketemu, saya ambil gunting dan saya potong beban2 itu dari pikiran saya. Saya amati, saya cari solusinya, lalu saya selesaikan. Finish!! dan tiba-tiba benang kusut lainnya mulai terurai.
Still facing my hell week, but I don't mind walking through it. Karena saya tahu saya bisa menghadapi hell week ini. Dan benar saja, hell week hanya sebuah rutinitas yang tiba-tiba tertumpuk dalam satu minggu. Bukan berarti tidak bisa dilewati, hanya saja kadang kita terlalu sibuk memikirkan beban-beban yang begitu berat hingga kita lupa untuk menyelesaikannya. Dan kita juga terlalu takut untuk menghadapi semua masalah-masalah kita sehingga terus melarikan diri dan dibayang-bayangi oleh rasa takut itu sendiri.
Lain kali bila deadline terasa menumpuk ditambah pula dengan bejibun beban-beban lainnya yang menggantung di pikiran. Ada tiga langkah yang harus dilakukan:
1. Amati (find that 20% significant problems of yours)
2. Hadapi (Solve it right and finish it off)
3. Lewati (Time to focus on the other 80%, you can't totally ignore these problems)
It IS that easy. Make the decision to do what you gotta do, because life is only a matter of choice and compromising.sengihnampakgigi

4 Comments:

melur said...

sabar yah may! me also having pretty much worst week... but still holdin' on, aren't we? :D

Anonymous said...

20/80 yak
bahasa inteleknye itu pareto rule
*dah kek intelek lom gw :D*
keknye dah hukum alam yak, sekitar 20 masarakat menguasai 80 kekayaan etc-etc
nah tinggal pilih mo jadi yg dikit apa yg banyakan :D

makanya gw agak sangsi sama demokrasi (lah koq jadi politik) wakakak :))

gw jd pengen bahas, kapan-kapan lah ya

btw lo bikin blog tema produtivitas aja may

MaYaNG's said...

@melur: badai pasti berlalu lur. skg gue lagi ongkang2 kaki niy, mnikmati libur tiga minggu. *eh..eh..elle buka magang gak?? boleh tu buat ngisi waktu luang..^^v*

@temon: iya mon, udah hukum alam kayanya. wow..anda terinspirasi sama saya?? hm..kayanya emang gue termasuk 20% org plg berpengaruh dlm 80% kehidupan lo. hahaha..

Ayu Kinanti Dewi said...

there's no such a hell...
problems are blessings in disguise,
they make u learn, grow, & stronger... ;)

 

Fioritura Fiori Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template