Siapa yang tidak kenal Tintin? Tokoh komik si jurnalis berjambul yang selalu ditemani Snowy, anjing seputih saljunya yang pintar sekali namun tidak tahan mengejar kucing dan menggigit tulang. To tell you the truth, salah satu alasan kenapa saya ingin punya anjing adalah karena melihat tingkah laku Snowy yang diluar batas jenius anjing. Dan mungkin karena Tintin pula, saya mempunyai obsesi untuk berpetualang dan keliling dunia.
Saya kenal Tintin sudah sejak dari jaman es-de dulu, simply karena kakak saya mengkoleksi komik ini lengkap dari A sampai Z. Setiap pulang sekolah, sambil tengkurap di depan TV, dengan semangkuk mie di depan muka. Saya menyantap buku Tintin *ehh* mie kuah sambil membaca komik Tintin dari depan ke belakang, balik lagi ke depan sampe ke belakang lagi. Bisa dibilang saya hafal teman2 serta musuh2 Tintin luar kepala mulai dari Haddock & Cuthbert Calculus, Alan, Rastapopoulus, Gibbons, Bab El Ehr, dan masih banyak lagi lainnya. You name it I can most probably point out in what story they appear.
Ketika bocoran 2011 movie keluar, dan saya melihat Tintin sebagai salah satu buku yang akan diadaptasi ke film. Saya langsung bersorak sorai kegirangan, apalagi yang jadi sutradaranya Spielberg, gak main2 lah ini. Sempet kecewa waktu lihat trailernya, ternyata film dalam bentuk CGI padahal ekspektasi saya seperti film sherlock holmes atau Alice in Wonderland. Tapi tidak apa2lah, karena rasa penasaran dan nostalgia yang tinggi saya tonton juga film ini.
Judulnya The Adventures of Tintin : The Secret of the Unicorn
Tapi isinya campur aduk dari tiga seri
Tintin dimana Tintin bertemu Kapten Haddock pertama kalinya : Tintin
Kepiting Bercapit Emas, Tintin mengungkap rahasia miniatur kapal Unicorn
: Tintin Rahasia Kapal Unicorn, serta petualangan Tintin untuk mencari
harta karun Rackham Merah yang terkubur bersama kapal Unicorn : Tintin
Harta Karun Rackham Merah. Nah disinlah kekecewaan saya yang kedua
datang. Ceritanya terlalu dicampuradukkan sehingga untuk seseorang yang
hafal cerita Tintin luar dalam, saya merasa ada yang salah dengan
ceritanya. Contohnya saja, cerita Kepiting Bercapit Emas, seharusnya
bukan hanya meng-highlight kisah Tintin bertemu dengan pelaut mabuk
Haddock. Tetapi juga mengangkat cerita Tintin membongkar sindikat
pengedar ganja di Timur Tengah, which is scratch off from the movie,
because simply it was irrelevant to the secret of the unicorn. Kemudian,
yang aneh lagi adalah, mengapa Sakharin tiba-tiba menjadi keturunan
Rackham Merah dan seorang penjahat? Kemana tokoh Murai bersaudara (or in
English the Bird brothers)? yang jelas-jelas menjadi main villain di
kisah Rahasia Kapal Unicorn. Dan,, dalam rangka membuat sekuel dari
kisah Tintin ini (niat banget niy komersialisasinya), diputuskan untuk
hanya mengambil bagian terakhir dari kisah harta karun Rackham Merah, di
mana Tintin & Kapten Haddock menemukan emas permata di ruang bawah
tanah Marlinspike Hall serta sebuah scroll yang berisikan bahwa ada
lebih banyak harta lagi yang terpendam bersama Kapal Unicorn. Di cerita
aslinya Harta Karun Rackham Merah setau saya, Tintin & Kapten
haddock susah payah keliling dunia, mencari titik koordinat tenggelamnya
Kapal Unicorn, hanya untuk menemukan bangkai kapal tersebut. Tidak ada
harta karun, hanya patung unicorn dan puluhan botol rum yang tenggelam
bersama kapal. Di saat sudah putuh asa, barulah mereka menemukan harta
karun itu di Marlinspike Hall.
Anyways, despite of the higgledy-piggledy stories, saya masih bisa memaafkan film ini,, :)
Karena :
- Saya maklum kalau sutradara dan produser pasti akan mencoba untuk membuat cerita yang memiliki awalan, klimaks, dan akhir yang tidak membingungkan penonton. Apalagi ini adalah seri pertama yang diadaptasikan ke film. Wajar jika ada sedikit cerita tentang how Tintin met Haddock. Mungkin di cerita berikutnya kita akan melihat how Tintin & Haddock met Cuthbert Calculus. Karena memang sebetulnya di seri Rackham Merah lah, Tintin bertemu dengan profesor ajaib ini.
- Melihat aksi laga Tintin di komik yang sangat-sangat tidak mungkin terjadi di dunia nyata, cukup menghibur bagi saya. (apalagi adegan Snowy menggantung2 di bawah kaki burung elang, saya jadi merindukan Snowy yang selalu menjadi incaran burung nazar).
- Sometimes it doesn't matter what movie you watch, as long as you watch it with a really good friend. If it's a bad one, you can always bad mouth the movie together. If it's a funny one, you can laugh together. If it's a good one, you will end up having a good time afterwards.
0 Comments:
Post a Comment