Tanya Kenapa?!?!
Di saat puyeng2nya melihat kurva demand dan segala derivativnya, sang FM tiba2 membagikan selembar kertas yang isinya "persentase pengeluaran rata2 per kapita penduduk Indonesia selama satu bulan menurut kelompok barang, 2005 dan 2006". Menarik..karena ternyata 3.33% pengeluaran penduduk urban Indonesia digunakan untuk biaya pendidikan dan 2.31% untuk biaya kesehatan. Penduduk pedesaan mengeluarkan 1.5% untuk biaya pendidikan dan 2.01% buat biaya kesehatan. Yang paling menarik niy..To top it all, they spend even more on tobacco (urban 5.17%, rural 7.13%). It's just hillarious to see, di saat ada anak yg termehek2 to get the proper education, ternyata ada juga yang sibuk ngebakar duit.
Gak bermaksud munafik. In spite of my indifferences on tobacco, gue pernah (dan bahkan mungkin masih) memikirkan untuk berkarier di industri tersebut. Apply buat posisi trainee di salah satu perusahaan rokok besar, gak lolos saringan, apply lagi (masih di perusahaan yang sama) untuk posisi lain, nyangkut lagi disaringan. Sampai akhirnya gue give up sama perusahaan itu, mungkin gak jodoh gue di sana.
Jangan melihat gue dengan pandangan tajam, dahi mengernyit, dan alis kiri terangkat. Karena sampe sekarang gue sendiri juga gak tau kenapa..
5 Comments:
narkoba nggak masuk list yak kayaknya sharenya lumayan tuh sekarang
nyari lamaran di koran, perusahaan narkoba kenapa nggak ada yak
"Tanya Kesiapa?!?!"
emang tuh,,,,
(aku mo ngomong soal pendidikan ajah)
di UUD kita anggarannya 20%
tapi nyatanya di dunia nyat??
kapan coba Indonesia mau maju kalo rakyatnya gak ada akses ke dunia pendidikan.
Jangan tanya kenapa, tanya mang Temon aja.
cekakak!
Saya sebel banget sama rokok, walaupun begitu saya pernah juga melamar kerja ke perusahaan rokok. Waktu itu saya berpikir untuk kerja di bagian CSR nya dengan cita-cita mulia untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan si perusahaan rokok.
yah gimanapun rokok membuat banyak orang bisa makan.. liat aja berapa banyak buruh pabrik rokok..
ngelamar di A mild may? ;))
Post a Comment