April 25, 2009

Kartini and The City

Bagi saya Hari Kartini seperti hari-hari lainnya, tidak ada yang berbeda. Maklum, mungkin karena sejak kecil saya tidak pernah tu yang ikut-ikutan karnaval kebaya-an atau lomba-lomba kartini-an tingkat es-de dan RT/RW lainnya. Saya juga tidak pernah membaca buku kumpulan surat Kartini yang terkenal itu (Habis Gelap Terbitlah Terang). Jadi mungkin perilaku saya bisa dianggap SWGL BGT..*mengutip anak2 baru gede jaman sekarang*
Tapi Hari Kartini-an tahun ini terasa beda. Tidak..Bukan karena tiba-tiba saya memahami makna serta ide perjuangan Ibu kita Kartini. Tapi karena bom-bom email yang berseliweran di mailbox saya. Haha.. Lebih tepatnya bukan bom siy tapi berita bahagia. Terus terang saya juga heran, kenapa undangan nikah kok datengnya bisa berbarengan kaya gitu. Hampir tiap weekend teman-teman saya *yang saya kenal dari masih piyik sampe yang ketemu gede* ada saja yang melepaskan masa lajangnya.
Menerima undangan begitu banyaknya pastilah ada yang komentar :
1. Lagi musim nikah ya??
2. Yah..gue di salip lagi!!
3. Duh..jadi pengen..
-atau-
4. Siapa niy yang nyusul abis ini??
Ada juga yang langsung menelpon atau SMS saya sambil cerita puanjang dikali luebar *pastinya abis itu saya juga nelpon temen saya yang lain sambil cerita PxL juga. hehehe..*. Dan ujung-ujungnya perbincangan kami akan berakhir di topik kapan-giliran-kita-ya?!?!
Tapi setelah dipikir-pikir ngapain juga saya mikirin kapan-giliran-kita itu. Toh jika ada orang nyaris sempurna yang datang di depan muka saya hari ini buat ngajak saya nikah besok pun belum tentu saya mau. Jadi, mungkin memang orang yang tepat akan datang di saat yang tepat, yaitu saat saya memang sudah siap. hahaha..sengihnampakgigi
Yang penting sekarang fokus saya adalah membahagiakan diri saya dengan menyayangi dan menghargai diri saya sendiri. Okay..let's put it this way, semua orang dan seisi dunia ini boleh saja mengecewakan kita, but the last thing on earth that could let me down would be myself. Ada perbedaan besar antara iseng-iseng coba berusaha, berusaha semaksimal mungkin, dan ngotot berusaha lalu tersadar di ujung jalan telah kehilangan hal yang berharga lainnya sepanjang perjalanan. Intinya karena saya sayang dengan diri saya sendiri saya harus memberikan usaha yang optimum karena saya tidak mau menyesal pada akhirnya nanti. Whatever you do in life, never ever take things for granted. Kesempatan memang harus diambil tapi tak perlu lah menggadaikan seluruh jiwa untuk mendapatkan sesuatu.

Saya hanya berusaha mencari keseimbangan. Tidak terdefinisikan dalam satu atribut tertentu, tapi dalam ribuan atribut. Sehingga kehilangan satu atribut tidak berarti saya kehilangan identitas.
Merasa tertipu telah membuka postingan saya kali ini?? Yang sebenarnya tidak terlalu bersangkut paut dengan semangat Kartini-an. siul haha.. boleh dong kalo saya memaknainya dengan tidak melulu berbicara tentang kesetaraan status dan segala pro-kontranya. Karena memang saya sudah bosan. Bagi saya kesetaraan bukan hanya menyangkut pria dan wanita, namun juga menyangkut Suku, Agama, Ras, dan peng-kotak2-an lainnya. Jadi untuk saat ini cukuplah dengan memulai semuanya berdasarkan standar diri dulu.

*"Kartini and the City" pict courtesy of Angela Yo

2 Comments:

Ayu Kinanti Dewi said...

eh, kalian jadi pada jalan biz nikahan yg bejibun itu...?
...
hehe, sama may, qta kn bernasib sama.. single&very happy...
qq c berusaha mnikmati status jomblo... freedom of being myself...
itu yg sdikit banyak pasti akan berkurang ktika in a relationship dg seseorang.So, juz enjoy now.. ;)

MaYaNG's said...

oh..gak cuma itu maksud gue Q. relationship?? mungkin cuma salah satunya. but there's also a hell lot of things out there you have to think about. ^^

 

Fioritura Fiori Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template