August 24, 2008

Wonderful World

Mungkin blog ini akan dimulai dengan kata2 yang sama dengan blog yang berjudul ’yups mayang si anak mami papi itu’.But not today. Cause I know I can, and I shouldn’t think too little of me. Emang pertama kali gue mencoba untuk naik gunung, banyak reaksi negatif dari banyak orang.

Ada yang bilang gue kesambet setan. Ada yang bilang gue salah gaul. Bahkan bokap gue nyaris melarang karena menurutnya it’s too risky, dan teman2 gue kurang persiapan. Dengan keras kepala, gue bilang. Gue percaya sama temen gue. Gue yakin mereka bisa bawa gue naik, dan pasti bisa bawa gue turun lagi. Dengan selamat!!

So dibelikanlah gue beberapa perlengkapan buat naik gunung bangsanya poncho sama sleeping bag (Gak lupa pula untuk melengkapi pengalaman gue yang minim, satu buku yang berjudul ‘Panduan Mendaki Gunung’). Dengan embel2 ‘paling cuma dipake satu kali’.

Tapi nyatanya. Here I am. Masuk ke hutan, mendaki bebatuan, menyeberangi sungai2, intinya gue kembali ke gunung.

Begitu denger anak2 itu mau naik ke gunung Pangrango, gue langsung mengajukan diri untuk ikutan. Karena gue emang belum pernah ke Pangrango. Baru ke Gunung Gede doang. Denger punya denger katanya Gunung Pangrango lebih tinggi. Jadi sekalian meng-improve diri lah. Ternyata improve yang dilakukan terlalu berlebihan. Karena gak cuma gue mendaki Gunung Pangrango tapi gue juga mendaki Gunung Gede. Jadi dalam waktu 3 hari 2 malam kita mendaki 2 gunung itu.

Bagaikan lagu wonderful world, pemandangan gunung memang sangat indah. For more gak cuma pemandangan yang gue dapet, tapi juga teman dan tawa selama perjalanan. Haqqul yakin, tanpa bantuan anak2 cowok yang rela bawain barang cewek2 biar lebih mudah sampe ke puncak Gunung Pangrango, gak mungkin gue bisa sampe kesitu.

Jadi gimana siy kronologisnya. Seperti biasa kita naik dari Cibodas. Karena berangkat telat, kita nginep di pos WC sebelum aliran air panas. Paginya kita langsung berangkat menuju Kandang Badak. Istirahat sebentar, repack, trus kita cao deh ke puncak Gunung Pangrango. Sempet kecewa begitu sampe puncak gunung Pangrango. Puncaknya cuma seuprit, gak ada pemandangan berarti. Pas nanya ke temen yang udah sampe duluan ’mana edelweissnya??’, dia cuma nunjuk satu batang edelweiss sambil bilang ’tu’. Heh!!! Shok juga. Tapi ternyata setelah kita berjalan sedikit lebih jauh lagi (turun ke lembah) nemu deh Padang Edelweiss yang dicari2. (FYI gambar di samping adalah para pejuang2 cewek yang ikut ekspedisi kali ini -ehm..ehm..- dengan latar belakang puncak gunung pangrango diliat dari Kandang Badak).

Jam 2 kita turun lagi dari Puncak Pangrango balik ke Kandang Badak. Niatnya langsung ke Gede. Tapi emang dasar udah malem, dan jalan ke Gede itu lebih terjal. Jadi kita mutusin untuk nginep di Kandang Badak semalem.

Begitu bangun pagi tanggal 14. Kita semua udah bertekad bulat. Kita harus mendaki Gunung Gede dan kembali ke Bogor lewat Gunung Putri. Perasaan ragu gue waktu malem, yang merasa diri gue gak sanggup pun harus gue hilangkan. Saat itu gue harus percaya bahwa diri gue pasti bisa. Dan ternyata puncak Gunung Gede dari Kandang Badak gak terlalu jauh. Apalagi gue + temen2 mencoba trek yang lebih terjal tapi lebih pendek. Mungkin melelahkan, tapi pengalamannya poll. Ketika sampe di tanjakan setan sebelah kanan. Gue menyempatkan diri untuk menengok ke belakang. Indahnya.... ada Puncak Gunung Pangrango yang tidak tertutup kabut setitik juga. Dalam hati gue membatin ’yups made it that far yesterday’. Mungkin gue gak sempet mengabadikan itu semua ke dalam kamera. Tapi gue bisa menyimpannya dalam memori gue.

Apakah ini bakal jadi hobi baru?? Jujur aja gue masih sering ngrepotin orang selama perjalanan. Gue akui gue masih banyak kekurangan dalam hal surviving in the wild world. Terutama karena gue terlalu menyandarkan diri pada temen gue, tanpa bisa menjadi tempat sandaran bagi yang lainnya. Tapi setidaknya niat gue kali ini untuk mendaki udah berubah. Niat gue adalah ’gue harus sampe puncak, no matter what’. Sedangkan dulu gue emang cuma pengen coba2. Kaya’ apa siy naik gunung, keliatannya seru, keren. Makanya waktu itu di tengah2 perjalanan gue sempet merasa ’apakah gue salah mengambil keputusan, kenapa juga gue mau diajak2 naik ke sini’. But now, it’s different.

Banyak hal yang gue dapetin. Gak bisa diuraikan satu per satu. It just feels extraordinary. No matter how many times you go there, no matter how many times you’ve reached the top, that sense of glory will always be there. Sempat terngiang-ngiang perkataan seorang temen di dalam bus selama perjalanan pulang. ‘gue paling suka di gunung, pemandangan paling indah itu ada di gunung, pantai mah gak ada apa2nya. Soalnya untuk melihat keindahan gunung itu lo harus usaha dulu. Itu maknanya, untuk melihat sesuatu yang indah perlu usaha’. Gue menyerap kata2 dia dalam arti luas. It’s as simple as one two three. When you want something, you just gotta work things out to get it. (secara halal tentunya)


Tim ekspedisi -ehm..ehm..lagi- komplit


Tim ekspedisi menuju Puncak Gunung Gede

Originally posted on September 15, 2006

0 Comments:

 

Fioritura Fiori Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template